Bandar Lampung, Muktipena.com- Pelantikan sekelompok orang mengatasnamakan Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Lampung yang digelar pada 14 /11/24 di hotel Mercure, Bandar Lampung, jadi sorotan. Pasalnya sejumlah pejabat negara termasuk kepolisian Polda Lampung ikut hadir.
Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Umi Fadilah saat dikonfirmasi membenarkan dirinya hadir dalam acara tersebut mewakili Kapolda Lampung.
"Betul pak, IWO dengan saudara Aprohan berkirim surat ke Kapolda, Saya mendapat disposisi untuk menghadiri kiat tersebut" Tulisnya lewat chat WhatsApp yang diterima L86.com. Sabtu, (16/11/24).
Ketika ditanya apakah pihak Polda mengetahui bahwa IWO hanya ada 1 dengan ketua umum Dwi Christanto dan ketua pengurus wilayah (PW) Lampung Edi Arsadad, Umi menjabat tidak mengetahui hal tersebut.
"Kami tidak tahu pak" Jawabnya singkat.
Sekertaris Wilayah IWO Lampung, Ade Setiawan SH, menyayangkan pihak Polda yang seakan akan kebobolan informasi terkait keberadaan organisasi yang menaungi wartawan Online di Lampung itu.
"Sangat disayangkan kalau Polda Lampung saja sampai tidak mengetahui keberadaan organisasi yang sah secara hukum," kata Ade.
Menurut Ade, hal ini bisa dimungkinkan karena adanya lost komunikasi antar Lembaga dan instansi yang ada di Provinsi Lampung.
"Sekelas Polda harusnya bisa cek dan koordinasi ke Kesbangpol, tentang keabsahan sebuah organisasi. Ini menjadi pelajaran semua instansi dan lembaga lainnya jangan sampai terulang lagi" tegas Ade.
Perjalanan IWO Lampung
Ikatan Wartawan Online atau IWO berdiri di Lampung, pertama kali diketuai oleh Wawan Sumarwan yang dilantik oleh Ketua Umum Jodhy Yodono.
Pada 2018 , Wawan Mengundurkan diri dan digantikan oleh Riko Amir atas kesepakatan seluruh Pengurus Daerah (PD).
Pada 2022, Riko Amir terpilih kembali menjabat ketua PW IWO Lampung lewat Mubeswil. Selang satu tahun menjabat Riko Amir diberhentikan tidak hormat oleh Pengurus Pusat (PP) dikarenakan adanya pelanggaran berat yang dilakukan.
Selanjutnya pada 2023, IWO Lampung menggelar Mubeswil Luar biasa di kota metro, dan seluruh pengurus menyepakati Edi Arsadad menggantikan Riko Amir yang diberhentikan dengan tidak hormat oleh PP.